Filosofi Permainan Tradisional

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Ayah Bunda mungkin kita melihat permain tradisional itu sederhana, ternyata filosofi permainan tradisional tidak sesederhana yang kita lihat. Masa kecil kita memang lebih sering diwarnai dengan berbagai macam permainan, baik itu berupa gadget maupun mainan tradisional. Tiada hari tanpa main pokoknya. Baik bermain bersama teman maupun dengan orang tua pada saat itu.

Tapi siapa sangka kalau ternyata setiap permainan tradisional yang kita mainkan itu mengandung makna filosofis yang sangat dalam. Rupanya memang leluhur-leluhur kita yang menciptakan ragam permainan tradisional itu memang sengaja menyisipkan makna yang dalam. Seperti mencoba mendidik kita dengan cara mengaplikasikannya ke dalam sebuah permainan. Entah kita menyadarinya atau tidak.

Untuk itu saya sudah merangkum khusus buat kamu tentang filosofi permainan tradisional yang mungkin belum banyak diketahui orang. Ternyata, apa yang kita lakukan sekarang sedikit banyak terpengaruh oleh mainan yang dulu kita mainkan lho. Gak percaya? Ini buktinya!

  1. Galasin

Galasin adalah permainan yang dilakukan berkelompok. Permainannya bersifat menghadang lawan. Badan yang sedang jaga bertugas seperti pintu gerbang yang mencoba menghalau lawan yang mau melewatinya. Permainan ini ternyata mengandung makna yang dalam selain nilai kebersamaan dan kekompakan.

Permainan mencoba menembus gerbang ini memang bermakna untuk terus berusaha melewati setiap halangan yang ada. Selain itu juga untuk menumbuhkan pemahaman bahwa di antara pintu yang tertutup, maka akan ada pintu lain yang terbuka tentunya dengan berusaha.

  1. Egrang

Permainan yang menggunakan bambu sebagai pijakannya ini memang saat ini sudah sangat jarang ditemui, kecuali dalam festiva-festival tertentu. Rasa percaya diri sangat berpengaruh pada permainan ini, di saat percaya diri sudah tumbuh, otomatis keseimbangan tubuh juga akan terjaga.

Makna yang terkandung dalam permainan ini adalah saat kehidupan memang sedang tidak berpihak pada kita, yakinlah bahwa dengan semangat dan percaya diri yang tinggi, semua itu akan bisa dilalui. Hasilnya, keseimbangan hidup pun akan terjamin.

  1. Engklek

Engklek atau yang biasa juga disebut sebagai Taplak ini memang dimainkan di jalanan yang bisa digambar dengan menggunakan kapur atau batu bata. Biasanya permainan ini hanya dimainkan oleh anak perempuan secara individu.

Filosofi yang terkandung dalam permainan ini merupakan sebuah simbol dalam mencapai kekuasaan atau memiliki tempat tinggal. Hal itu tentu tidak mudah dicapai. Seseorang harus tangguh dalam menjalani segala permasalahan kehidupan yang ada.

  1. Congklak

Rasanya hampir semua anak perempuan di Indonesia pernah merasakan yang namanya main congklak. Mainan ini dilakukan secara berpasangan dengan cara mengisi lubang-lubang yang ada dengan biji yang disediakan. Permainan ini memiliki nilai filosofi yang tinggi.

Dalam permainan ini terdapat 7 buah lubang di tiap sisinya. Setiap lubang tersebut diisi dengan 7 buah biji. 7 merupakan jumlah hari dalam satu minggu. Istilahnya, setiap orang memiliki jatah makan yang sama dalam waktu satu minggu.

Permainan ini juga mengajarkan mengenai setiap hari yang kita jalani tentu berpengaruh terhadap hari-hari selanjutnya, begitupula dengan orang lain. Di samping itu permainan ini juga mengajarkan kita mengenai hal “take and give” yang disimbolkan dengan mengambil dan menaruh biji pada tiap lobang tersebut.

  1. Hompimpa

Sebelum memulai beberapa permainan biasanya kita melakukan yang namanya “hompimpa” atau “gambreng” untuk menentukan kelompok atau siapa yang jalan duluan. Undian ini memiliki lagu yang berbunyi “hompimpa alai hom gambreng”. Namun ternyata siapa yang tahu kalau kata “hom” dapat diartikan sebagai “Tuhan”. Sedangkan “hompimpa alai hom” dapat diartikan sebagai dari Tuhan akan kembali pada Tuhan. Permainan ini seperti mengajarkan tentang kehidupan manusia yang akan kembali ke Tuhannya sesaat setelah mereka menemui ajalnya masing-masing.

  1. Petak Umpet

Rasanya semua orang memang pernah memainkan permainan seru ini. Permainan yang mengharuskan kita bersembunyi dari penglihatan teman yang sedang “jaga” hingga pada saatnya kita ditemukan hingga yang jaga berteriak “hong!” sambil disebut namanya. Maka yang ketahuan dari tempat persembunyiannya tidak dapat pergi kemana-mana, harus berdekatan terus dengan orang yang menemukannya sembari melihat permainan yang masih berlangsung hingga kumpul semua.

Siapa yang sangka kalau permainan ini hanyalah simbol mengenai kehidupan di dunia dan setelah kematian. Orang-orang yang sedang bermain bisa direpresentasikan dengan orang yang hidup di dunia. Saat mereka ditemukan, itu tandanya mereka sudah dipanggil oleh Tuhan untuk berpulang. Hingga sebelum semuanya dipanggil Tuhan, mereka menyaksikan kehidupan di dunia.

  1. Lompat Tali

Permainan lompat tali mungkin banyak digunakan oleh perempuan, namun tak jarang anak-anak laki juga suka gabung ikutan main. Permainan melompat tali yang terbuat dari karet ini memang memiliki tinggi rintangan yang semakin tinggi. Makna dari permainan ini adalah ada banyaknya rintangan yang menghadang dalam kehidupan. Semakin dewasa, semakin besar juga rintangannya. Hingga pada saatnya “merdeka”, kita dapat terbebas dari segala macam rintangan. Yang dimaksud dengan merdeka adalah kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Ternyata memang sedikit atau banyak output dari ragam permainan tradisional itu memang berpengaruh pada kita. Penciptaan sebuah permainan memang ternyata harus dipikirkan dengan matang. Harus mengandung makna dan nilai yang dalam supaya bisa diimplementasikan di kemudian hari.

Ayah Bunda di jaman now  saat ini kita sebagai orang tua jangan sampai lupa mengenalkan dan mengajarkan permainan tradisional, di artikel sebelumnya saya telah menjelaskan manfaat permainan tradisional baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan ananda. Karena dalam permainan tradisional kemampuan ananda mendapat stimulus. Semoga bermanfaat Ayah Bunda membaca artikel ini.

Penulis: Irfan Setiawan, S.Pd

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail